KarangTaruna Gelar Sarasehan Kesehatan dan Kebangsaan

waktu baca 3 menit
Senin, 24 Jul 2023 08:01 0 126 REDAKSI

SEMARANG,RSN – “Sexually Transmitted Disease adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual.

Menurut data CDC (Centers of Disease Control lebih dari 15 juta kasus IMS (Infeksi Menular Seksual) dilaporkan per tahun dan kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) merupakan kelompok usia yang memiliki risiko tertinggi untuk tertular IMS, dan pada usia ini didapatkan 3 kasus baru pertahun,” demikian dokter Oedayati Djarot Budiono, SpKK dalam ceramah kesehatan untuk Karang Taruna RW 08 Kelurahan Jatisari Mijen Semarang.
Selain diikuti oleh pengurus Karang Taruna RW , acara yang digelar tanggal 2 Juli 2023 di Mijen tersebut juga dihadiri perangkat RT/ RW Setempat, Perwakilan Karang Taruna Kelurahan, Pengurus Gerakan Pembumian Pancasila (GPP) Jawa Tengah, Pengurus Gerakan NKRI Sehat Pusat, dan Pengurus Pusat Studi Kebangsaan. Nara sumber dalam acara tersebut adalah dr. Oedayati Djarot Budiono, SpKK , dokter spesialis dari kota Kudus yang membahas tema tentang Kesehatan Reproduksi, Dra Oerip Lestari D. Santoso, MSi dari Pusat Studi Kebangsaan mengulas tema Kerelawanan dan Wawasan Kebangsaan, dan dr . Agung Sudarmanto, MM dari Gerakan NKRI Sehat membahas tentang kesehatan Jantung.

Menurut dr. Oedayati dalam acara yang dibuka oleh Ketua RW 08 Moerdikto itu mengatakan bahwa penyebab remaja rentan terhadap IMS antara lain karena ketidaktahuan, tidak ada perlindungan seksual, aktif secara seksual pada usia muda, lapisan mukosa mulut rahim lebih rentan, perilaku mencari pengobatan yang buruk dan remaja wanita berhubungan seksual dengan pria.

Lebih lanjut Oedayati menjelaskan bahwa IMS tidak menular melalui duduk di samping orang yang terkena IMS, menggunakan WC umum, bekerja terlalu keras, menggunakan kolam renang umum, memegang gagang pintu, bersalaman dan pelukan, melalui peralatan makanan, melalui bersin/ batuk dan melalui keringat
Sehubungan dengan Kesukarelawanan dan menjamurnya munculnya relawan akhir – akhir ini, Dra Oerip Lestari D Santoso, MSi dari Pusat Studi Kebangsaan mengatakan bahwa kesukarelawanan atau volunterism terwujudnya dikarenakan memiliki akar faham modern yang berwujud social entrepreneurship dan akar budaya lokal yakni gotongroyong.

Menurut Mbak Oeoel, sapaan akrab Dra Oerip Lestari D Santoso, MSi, terdapat beberapa nilai dasar yang perlu dimiliki seorang yang memiliki jiwa “relawan”, yakni adanya nilai rela berkorban, tidak dibayar, punya kearifan dan kebijakan, mengedepankan nilai, norma, etika, dan memiliki sifat inovatif , kreatif.
Ketika membahas tentang konsep ruang lingkup sebagai rumah bersama, mbak Oeoel menekankan beberapa faktor kunci untuk mewujudkannya. Beberapa faktor kunci tersebut yakni Ideologi Pancasila, kultur, fasilitas, manajemen, dana, regulasi dan lingkungan sosial.
“Hingga saat ini penyakit jantung koroner masih menduduki peringkat teratas sebagai penyakit penyebab kematian di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah jantung yang memberi makan otot – otot jantung agar dapat bekerja dengan baik,” kata dr Agung Sudarmanto dalam paparannya yang berjudul “Mengenal Jantung Kita”.

Menurut Agung, “penyebab penyempitan” atau fakor risiko penyakit jantung koroner antara lain kadar kolesterol tinggi, kencing manis (diabetes mellitus), tekanan darah tinggi (hipertensi), merokok, kegemukan kurang olah raga, stres, faktor keturunan dan usia yang semakin bertambah.
Tanda – tanda serangan jantung koroner yang perlu diwaspadai menurut Agung adalah munculnya rasa nyeri dada saat aktivitas dan rasa nyeri berkurang saat istirahat. Lokasi nyeri biasanya di tengah dada atau sedikit ke kiri. Rasa nyeri terkadang menjalar ke punggung, lengan kiri atau ke leher dan gigi geraham. Bila sudah berat disertai keringat dingin. (Sanki W)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA