Lewat Pagelaran Budaya Sobodargo, Kirab 4 Pilar Budaya Digaungkan Ke Warga Kota Semarang Timur

waktu baca 3 menit
Minggu, 29 Des 2024 18:52 0 27 REDAKSI

KOTA SEMARANG,Rajawali1news.com -Acara Pagelaran budaya Sobodargo yang diadakan untuk menggaungkan Empat pilar budaya diadakan selama 3 hari mulai dari hari Jumat (27 Desember 2024) sampai hari Minggu (29 Desember 2024 ) di Jalan Sobokarti Semarang. Acara di isi dengan Karnaval 4 Pilar budaya Semarangan, Diskusi Ekonomi kreatif, Expo UMKM, atraksi kolaborasi seni, pengajian dan sholawat oleh Kyai Gayeng grup rebana, kompetensi kreatif, aksi komunitas, worshop batik tulis dan cap.

Kirab budaya 4 pilar Semarang diadakan pada hari Minggu pada pukul 14.30WIB-selesai di lokasi on stage. Acara kirab budaya 4 pilar dihadiri oleh Kepala dinas Perdagangan kota Semarang mewakili Walikota, Kadisdag, Ketua Komisi B DPRD, Camat Semarang Timur, Pengurus Pedagang Karya Mandiri, Lurah, Kepala OPD, Tokoh-tokoh masyarakat, serta seluruh warga Kota Semarang Timur.

Sebelum acara dimulai Walikota Semarang yang diwakili oleh Kadisbudpar menyampaikan bahwa kirab 4 pilar budaya terdiri dari seni, tradisi, kuliner dan kehidupan gotong royong menjadi sebuah ritual yang merupakan kebudayaan kota Semarang, dan merupakan momen istimewa sebagai ajang mempererat tali silaturrahmi sesama masyarakat.

” Napak tilas merupakan ciri khas kota Semarang, sehingga harus kita jaga dan agar bisa diteruskan oleh generasi muda, semua ini tidak hanya merupakan hiburan tetapi juga untuk meningkatkan rasa cinta kepada budaya lokal serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga keberagaman dan harmoni kepada sesana masyarakat,” pesannya Walikota Semarang.

Dalam kirab budaya diadakan juga warak ngendok (budaya jawa) Kesenian kreasi masyarakat di sana itu masih menjadi favorit warga meski ada hiburan yang baru dan popular. Masyarakat Kota Semarang Timur, Jawa Tengah, berduyun-duyun menuju Jln.Sobokarti.

Warak Ngendog adalah makhluk rekaan yang wujudnya berupa gabungan dari tiga hewan. Kepala Warak Ngendog seperti naga, tubuhnya seperti burak (kendaraan Nabi Muhammad ketika Isra), dan kakinya menyerupai kaki kambing. Dalam kepercayaan masyarakat Semarang, tiga hewan tersebut merupakan representasi dari tiga etnis yang berbeda, yakni etnis Tionghoa (naga), Arab (burak), dan Jawa (kambing). Wujud Warak Ngendog dipercaya menggambarkan keragaman dan kerukunan etnis yang ada di Semarang.

Warak Ngendok menjadi bagian dari cerita mitologi masyarakat Semarang. Warak Ngendog menjadi ikon khas Kota Semarang yang selalu tampil dalam acara Dugderan, yakni tradisi masyarakat Semarang untuk menyambut bulan Ramadan. Kirab budaya Warak Ngendog menjadi satu dari tiga agenda utama tradisi Dugderan yang masih dilestarikan masyarakat Semarang hingga kini. Dalam perayaan Dugderan, Warak Ngendog berukuran besar akan diarak keliling kota Semarang. Selain itu, ada Warak Ngendog berukuran lebih kecil yang berupa mainan anak-anak. Mainan khas ini banyak dijual di pasar Dugderan yang ada selama perayaan berlangsung.

Walikota Semarang mengapresiasi dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyelenggarakan acara pagelaran Budaya Sobodargo, 4 Pilar Budaya Semarang dengan kerjasama yang baik sehingga acara berjalan dengan lancar sesuai yang diiinginkan. ( Sanki W )

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA